Tasikmalaya, Adalah hal yang patut di syukuri sekaligus membanggakan bagi Pemerintah dan Rakyat Indonesia, Ditengah kabar selama 57 tahun terakhir ini, stok cadangan beras pemerintah telah mencapai 4 juta ton lebih tanpa satu butir pun impor. Tentu hal ini adalah buah dari pada kerja keras dan kerja cerdas seluruh jajaran Stake Holder Pertanian Indonesia. Dari perumus dan pembuat kebijakan, dari pelaksana hingga pengawas, sampai dengan pelaku utama produksi beras dari level daerah hingga pusat.
Dan tak luput perhatian dan sorotan kita arahkan kepada Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan. Merekalah yang siang malam berhadap hadapan langsung dengan Para Petani, berjibaku memberikan contoh dan arahan, mengawal dan fasilitasi program dan memperjuangkan hak hak para petani binaan.
“Penyuluh Pertanian merupakan profesi yang terhormat karena berperan untuk memberdayakan dan memartabatkan para petani dalam upaya meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidupnya” demikian disampaikan Aden Kurniawan SST., MP. lulusan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor (STPP) tahun 2007 yang kini berganti nama Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Penyuluh Asal Kabupaten Garut tersebut menambahkan “Kami dituntut menjadi pendengar yang baik sekaligus diminta memberikan solusi atas masalah yang dihadapi petani dan masyarakat tani, baik masalah perilaku maupun non perilaku yang bersifat teknis, sosial, ekonomis. Sehingga setiap saat kami terus berfikir dan bekerja untuk memberikan solusi bagi kebaikan petani dan masyarakat. Ditengah banyaknya tugas lapangan untuk suksesi program kegiatan pusat, daerah (provinsi & kabupaten)”.
“Serta banyaknya berbagai macam aplikasi yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh para penyuluh pertanian ditengah tugas rutin administratif.” Tambahnya.
Sementara Achmad Nasir Ginanjar, Penyuluh BPP Pangatikan Tasik yang memegang wilayah binaan Desa Cimaragas dan Desa Karangsari dengan 7 Kelompok Tani , 488 Petani serta Luas Wilayah hampir 200 hektar mempunyai kiat tersendiri dalam menjalankan profesi penyuluh.
Ginanjar bersama teman penyuluh lain berinovasi membuat youtube tv channel, karena sangat sulitnya untuk mengajak kumpul petani. Channel Youtube swadaya yang diberi nama Obatan Tv itu sangat efektif membantu menangkal informasi kurang tepat yang sangat massive melalui sosial media.
“Harapan penyuluh kepada pemerinrah adalah agar pendapatan petani dilindungi secara konsisten dan tegas melalui penetapan HPP padi dan jagung. Ketika usaha tani profitable, keberlanjutan akan tercipta. Petani adalah pahlawan bangsa, sudah selayaknya kita muliakan, mereka tetap konsisten di profesi dengan segala resikonya”.
“Dan saatnya pemerintah fokus menata kembali sistem penyuluhan pertanian (ketenagaan, kelembagaan, penyelenggaraan, pembiayaan dan fasilitasi sarana prasarana penyuluhan pertanian) agar penyuluh fokus bekerja membina dan mendampingi petani agar melengkapi panggilan hatinya untuk menjadi penyuluh”, pungkas Ginanjar yang juga Alumni Polbangtan Bogor (dh STPP) penuh harap.
Sementara itu Rudi Hartono sebagai akademisi dan dosen pembimbing untuk mahasiswa calon penyuluh di Politenik Pembangunan Pertanian Bogor sejak tahun 2007 menyampaikan bahwa “Panggilan hati menjadi penyuluh adalah faktor terpenting dan kunci utama keberhasilan perjalanan seorang penyuluh, karena ada pelayanan dan melayani disitu. Sehingga tercipta kreatifitas dan inovasi dalam tatanan konsep pengabdian.
“Netralitas dan Independensi Penyuluh atas situasi dan keadaan real juga akan terlahir karena panggilan jiwa untuk tujuan bersama yang lebih besar”, menyudahi percakapan. (D-135)












































Users Today : 20
Users Yesterday : 40
This Month : 473
This Year : 10547
Total Users : 19734
Views Today : 233
Total views : 169550
Who's Online : 1



