Jakarta.- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di awal tahun 2022 menyampaikan agar di tahun 2022 sektor perkebunan Indonesia dapat lebih maju, mandiri, dan modern, serta mampu menguasai pasar ekspor. Hal ini memungkinkan karena terbukti perkebunan telah menjadi sektor strategis yang mendukung kinerja positif pertanian, khususnya selama pandemi Covid-19. “Tidak hanya sawit, kita punya komoditas unggulan perkebunan lain yang juga memiliki potensi besar, bahkan di pasar dunia, ada kopi, kelapa, jambu mete, kakao, karet, lada, pala, cengkeh, serta komoditas perkebunan lainnya. Potensi ini dapat menjadi modal kita untuk melakukan lompatan-lompatan,” ujar Syahrul saat membuka Rapat Koordinasi Pembangunan Perkebunan beberapa waktu lalu.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Ditjen Perkebunan terus berupaya mendorong dan mendukung dalam meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan agar memiliki mutu dan kualitas yang baik dan berdaya saing, termasuk jambu mete.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terkait Ekspor Komoditas Pertanian khususnya komoditas perkebunan berdasarkan kode HS, tahun 2021 untuk volume Kacang Mete sebanyak 62.472.785,17 kg dengan nilai 118.883.280,56 US$.
“Jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai strategis dalam pembangunan agribisnis perkebunan, manfaatnya mulai dari akar, batang, daun, biji hingga buahnya,” ujar Ali Jamil, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan (22/02).
Ali Jamil menambahkan, Perkebunan jambu mete juga sebagai salah satu alternatif sumber hijau yang sangat mendukung perkembangan ternak, karena ditunjang oleh peranan vegetasi lahan sebagai penutup tanah dan pakan ternak, khususnya ternak sapi, dimana kotoran sapi (ternak) dapat juga digunakan sebagai sumber pupuk untuk tanaman jambu mete.
Diketahui bahwa, Dari kulit biji mete dapat menghasilkan minyak mete (CNSL) yang menjadi bahan baku untuk kebutuhan industri kimia seperti cat, vernis, tinta, dan perekat, serta otomotif seperti kanvas rem, minyak rem, pelumas. Dimana pasarnya cukup terbuka dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Tak hanya itu, jambu mete diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan, karena memiliki kandungan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, asam folat, hingga vitamin B3. Beberapa kandungan tersebut dipercaya mampu membantu menjaga daya tahan tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit.
Tanaman jambu mete memliki karakteristik unik yang mampu tumbuh di lahan kurang subur dan iklim kering. Tanaman ini juga menjadi salah satu alternatif untuk peningkatan pendapatan masyarakat yang berdomisili di lingkungan dengan lahan relatif marginal.
Untuk secara nasional, sentra pengembangan mete di provinsi NTT, Sultra, NTB, Sulsel, Jatim.
Untuk di provinsi Jatim, salah satunya di Kab. Sumenep, dimana potensi tanaman mete tumbuh baik dengan produktivitas yang tinggi dan menjadi sumber benih mete lokal dan nasional, karena terdapat pohon induk mete yang telah direkomendasikan. Di wilayah itu juga banyak dijumpai usaha pengolahan mete menjadi kacang mete.
“Dalam upaya pengembangan jambu mete tentunya dihadapkan dengan berbagai tantangan, tentunya pemerintah tak tinggal diam, terus berupaya untuk meningkatkan nilai jual mete melalui pembinaan pekebun, pendampingan baik budidaya, pemeliharaan tanaman atau kebun, perbaikan pengolahan maupun pengemasannya serta upaya lainnya, sehingga produk hasil olahan mete memiliki nilai jual tinggi, mutu kualitas baik, berdaya saing, dan menarik minat pasar global, serta diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejaheraan pekebun,” ujar Ali Jamil.
D101 – Kementerian Pertanian (Ditjen Perkebunan)










































Users Today : 9
Users Yesterday : 28
This Month : 641
This Year : 10715
Total Users : 19902
Views Today : 128
Total views : 171313
Who's Online : 1



