Jakarta, Harga minyak saat ini menyentuh US$ 86 per barel yang jauh di atas asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBN 2022 sebesar US$ 63 per barel. Sementara ICP pada 2021 tercatat sebesar US$ 68,5 per barel, lebih tinggi dari asumsi dalam APBN 2021 sebesar US$ 45 per barel.
Melihat harga minyak mentah dunia yang terus bergerak naik, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pihaknya masih terus memantau kenaikan harga minyak dunia dari waktu ke waktu.
Pihaknya tidak bisa memutuskan untuk mengubah atau menaikkan harga BBM hanya dari lonjakan harga minyak pada satu dua hari saja. “Nggak bisa hari ini naik, terus kita ambil kebijakan. Angkanya masih fluktuasi, naik-turun terus. Jadi, akan terus kita lihat, levelnya berapa, stay-nya berapa,” tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (19/01/2022).
“Kalau saya memahami, minyak dunia itu sesuainya di US$ 70, kalau tinggi juga berat bagi produsen terbesar di dunia yaitu Arab Saudi. Nyamannya memang tidak terlalu tinggi. Kalau dia terlalu tinggi akan bermasalah,” ujar Tutuka.
“Jadi mereka cari yang tepatlah, kurang lebih begitu. Untuk itu, kita tidak langsung spontan dan evaluasi dari waktu ke waktu,” pungkasnya.
Pada Oktober 2021 saat harga minyak dunia di level US$ 85 per barel, harga ke-ekonomian bensin Pertalite seharusnya kini telah mencapai di atas Rp 11.000 per liter dan Premium di kisaran Rp 9.000 per liter, seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia.
Namun, untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah masih meminta Pertamina untuk menahan harga jual yakni Premium pada Rp 6.450 per liter dan Pertalite Rp 7.650 per liter.
Soerjaningsih, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, sempat mengatakan meski seharusnya harga Pertalite sesuai harga ke-ekonomian karena bukan barang subsidi, namun agar tidak terjadi keresahan di masyarakat bila terjadi kenaikan cukup tinggi, maka Pertamina sebagai BUMN diharapkan dapat mendukung kelancaran pendistribusian BBM dengan menjual harga BBM yang terjangkau bagi masyarakat.
“Ini kembali lagi supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat karena kenaikan harga cukup tinggi, sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan bisa support kelancaran pendistribusian BBM yang terjangkau,” jelasnya. (D-304)










































Users Today : 26
Users Yesterday : 50
This Month : 558
This Year : 10632
Total Users : 19819
Views Today : 292
Total views : 170275
Who's Online : 1



